BERITA UTAMALINTAS SULTENG

Pemkab dan Kadin Donggala Gandeng Pengusaha Buka Tambak Udang di Pantai Barat

BIDIKSULTENG.COM-Budidaya udang vaname semakin tren pertumbuhannya di Sulawesi Tengah. Komoditas ekspor bernama latin “litopenaeus vannamei” yang berasal dari terusan Panama, Amerika Latin ini, dikelola perusahaan raksasa kawasan timur Indonesia, yaitu PT. Esaputlii Prakarsa Utama (Benur Kita) dan sudah berproduksi 5 siklus panen di Desa Tomoli, Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong.

PT. Esaputlii Prakarsa Utama (Benur Kita) merupakan perusahaan yang menghasilkan produk perikanan bermutu tinggi. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Eddy Baramuli di Mallawa, asal Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, optimis bahwa potensi sektor perikanan budi daya sangat prospektif dan menjadi primadona.

Sebagai produk komoditas unggulan, budidaya udang vaname terus dikebut dan dikembangkan ke seluruh wilayah Sulawesi. Untuk mencapai kemajuan dan peningkatan produksi yang signifikan, saat ini PT. Esaputlii Prakarsa Utama telah membangun beberapa tambak di Sulawesi Tengah, dengan target rencana awal seluas 2.000 hektar. saat ini sudah digarap di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan ToliToli, dengan target 300 hektar tambak.

Direktur Utama PT. Esaputlii Prakarsa Utama, Ahmad Bhakty Baramuli mengatakan, di wilayah Parigi Moutong sudah dibangun tambak udang vaname di Desa Tomoli dan sudah berproduksi.

“Sekarang ini ada lagi yang menyusul dalam tahap konstruksi di Desa Donggulu. Demikian pula di Tolitoli, sebagian sudah berjalan dengan target 200 Hektar, tepatnya di Desa Lingadan,” ungkap Ahmad Baramuli, menerima kunjungan kerja rombongan Pemkab Donggala ke tambaknya di Desa Tomoli dan Donggulu, Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong, Senin (07/02/22).

Lanjut diungkapkan Ahmad Bhakty Baramuli, rencananya, PT. Esaputlii Prakarsa Utama akan membangun tambak yang luasannya berkisar 1.200 hektar di wilayah Kabupaten Donggala.

“Karena selain kondisi topografi wilayah Donggala berada di sepanjang Pantai Barat, letaknya berhadapan langsung dengan selat Makassar, juga ditunjang dengan ketersediaan daya listrik yang mampu untuk menunjang kebutuhan operasional tambak,” jelasnya.

Menurut dia, saat ini permintaan pasar ekspor udang vaname semakin besar, sehingga pihaknya merespon dengan perluasan tambak. Area tambak yang dulunya hanya di wilayah Sulawesi Selatan, kini sudah kewalahan melayani permintaan pasar domestik dan luar negeri.

Oleh karena itu, kata Ahmad Bhakty Baramuli, pihaknya harus jeli melihat wilayah mana di Sulawesi yang punya potensi sangat bagus untuk dibuka kawasan tambak baru.

“Ternyata untuk jangka panjang, potensi itu ada di wilayah Kabupaten Donggala,” tukasnya.

Menariknya lagi, kata dia, di Kabupaten Donggala nilai investasi perhektarnya lebih murah dari pada daerah lain. Makanya untuk Donggala, total luasannya direncanakan 1.200 hektar tambak baru.

“Metode pembangunan tambak di Donggala ini juga, berbeda dengan daerah lain. Kami lebih memilih konsep pemberdayaan masyarakat dengan cara inti plasma. Jadi masyarakat kita gandeng dan tidak kehilangan lahan atau dikuasai perusahaan. Masyarakat tetap menjadi pemilik lahan dan kami selaku perusahaan yang membangun seluruh sarana dan prasarana fasilitas tambak serta menyiapkan benur udang vaname. Saat panen, kami yang beli, ada pula pembagian keuntungan 3% bruto dari hasil panen kepada tiap-tiap pemilik lahan, setiap kali panen,” beber Ahmad Baramuli, serius.

Selain tambak, PT. Esaputlii Prakarsa Utama juga akan membangun pabrik pengolahan udang vaname dan cold storage (gudang beku) di Desa Wombo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala.

Saat ini sedang dalam proses pelaksanaan pembebasan lahan milik masyarakat seluas 17 hektar.

“Hal ini tentunya, ke depan akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Karena kami saat pabrik beroperasi, akan merekrut tenaga kerja sebanyak 5.000 orang,” tegas Ahmad Baramuli.

Di tempat yang sama, rombongan Kunker Pemkab Donggala yang dipimpin Sekretaris Daerah, Rustam Effendi, didampingi Camat Balaesang, Darnawati bersama seluruh Kepala Desa se-Kecamatan Balaeang maupun beberapa pemilik lahan.

Selain itu, nampak pula bersama rombongan, pengusaha muda sukses asal Kabupaten Donggala yang juga Wakil Ketua OKK Kadin Donggala, Moh. Dadang Bachmid bersama wartawan senior, Darwies Ali Damang.

“Budidaya udang vaname ini merupakan usaha yang sangat menjanjikan dan menguntungkan bagi masyarakat Donggala,” terang Moh. Dadang Bachmid, yang akrab disapa Bos Ukky.

Menurutnya, dengan kehadiran PT. Esaputlii Prakarsa Utama (Benur Kita) untuk berinvestasi di Donggala dengan angka fantastis senilai Rp 5 triliun di sektor budidaya udang vanamei dengan metode inti plasma dan membangun pabrik pengolahan serta cold storage berkapasitas 80 ton perhari, sangat berpengaruh besar dalam membantu masyarakat Donggala.

“Ini sebagai langkah positif bagi kemajuan daerah dan jadi harapan emas, karena dampak ekonominya sangat besar bagi kesejahteraan hidup masyarakat di Donggala,” ucap Ukky.

“Kita sebagai pemerintah di Donggala, terbantu dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Karena terbukanya lapangan kerja baru yang menyerap tenaga kerja besar dan sentra perdagangan lain akan berjalan serta tumbuh di tengah-tengah masyarakat pedesaaan. Demikian pula akan berdampak pada naiknya pendapatan desa dan penerimaan PAD di Donggala,” timpal Sekda Donggala, Rustam Efendi.

Lebih lanjut dijelaskan Sekda Donggala, dengan skema kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak perusahaan dan masyarakat di bidang budidaya udang vaname ini, Pemerintah Kabupaten Donggala akan mengawal seluruh pelaksanaannya, berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Supaya semua berjalan lancar tanpa hambatan apapun antara pihak PT. Esaputlii Prakarsa Utama dan masyarakat pemilik lahan,” terangnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Related Articles

Close