BERITA UTAMALINTAS SULTENGLIPUTAN KHUSUSNASIONALPalu

Dari Sulteng Untuk Dunia : Model Resilensi Ini Akan Ditiru Secara Global

Bidiksulteng.com,Palu – Penguatan kapasitas pemuka agama dan rumah ibadah dalam sistem mitigasi merupakan langkah strategis jangka panjang untuk mengurangi resiko bencana di Sulteng.

Hal ini ditegaskan Asisten Pemerintahan dan Kesra Dr. Fahrudin, S.Sos., M.Si saat membuka workshop penyampaian hasil kegiatan Proyek Deepening Role of Faith Leaders and Religiuos Places in Disaster Risk Management / Peningkatan Peran Pemuka Agama dan Tempat Ibadah dalam Penanggulangan Resiko Bencana (DROFLERD-DRM) di Hotel BW Coco, Selasa (25/11).

Program yang diluncurkan Yayasan Relief Islami Indonesia (YRII) sejak tahun 2023, melibatkan sejumlah pemuka agama dari tiga agama beserta rumah ibadah sebagai pusat pembelajaran, yaitu Masjid Jami Al Hidayah, GPID Patmos Jono Oge dan Pura Agung Wana Kerta Jagadnatha.

“Saat bencana terjadi, rumah ibadah sering kali menjadi tempat perlindungan, pusat informasi dan ruang solidaritas bagi penyintas,” ungkap asisten menyampaikan sambutan tertulis gubernur.

Pengalaman bencana 2018 yang diangkat ke dalam proyek ini, diharapkan dapat makin memperkuat resilensi daerah dan masyarakat Sulteng dalam menghadapi bencana lewat kolaborasi lintas iman dan lintas sektoral.

“Kerjasama antara pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan dan pemuka agama adalah pilar utama dalam menciptakan masyarakat yang tangguh, inklusif dan siap menghadapi berbagai potensi bencana,” harapnya supaya hasil-hasil workshop menjadi investasi pengetahuan dan penguatan bagi sistem penanggulangan bencana di Sulteng.

Sementara itu, Pimpinan YRII Nanang Subarja Dirja via daring, menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap model penanggulangan bencana lewat penguatan kapasitas pemuka agama dan rumah ibadah lintas iman untuk diperluas ke tingkat global.

“Semoga pendekatan ini dapat dikembangkan saudara-saudara kita di belahan dunia lain yang punya kemiripan dengan Sulawesi Tengah,” harapnya.

Hal ini juga diperkuat oleh Pimpinan Islamic Relief United Kingdom (UK/Inggris) Mr Atallah yang hadir langsung di Palu untuk mempelajari proyek inovatif ini secara komprehensif.

Ia menyatakan kekaguman terhadap kolaborasi dan kebersamaan tokoh agama lintas iman di Sulteng dalam melakukan kerja-kerja kemanusiaan, utamanya dalam merespon bencana alam.

“Proyek di Sulteng ini akan dijadikan modul bagi Islamic Relief untuk dibawa ke belahan dunia lain,” ucapnya lewat penerjamah, yang akan mereplikasi proyek DROFLERD-DRM Sulteng secara global.

Turut hadir di pembukaan worskhop, Sekretaris FKUB Sulteng Dr. H. Moh. Munif Godal, MA., Kalak BPBD Kota Palu Presly Tampubolon, S.E dan Koordinator YRII Area Sulteng Fahmi Rahmatna.(Id)

Related Articles

Close