BERITA UTAMADonggalaLINTAS SULTENG

Kualitas “Amburadul” CV Tosita Diduga Pakai Barang Murahan

BIDIKSULTENG.COM, DONGGALA –  Baru dua bulan usai masa pemeliharaan proyek rehabilitasi gedung perawatan Bumisari milik RSUD Kabelota, Donggala yang di helat Tahun 2019 lalu diduga kuat sarat masalah. Dimana proyek yang menghabiskan anggaran hampir Rp.2,4 miliar itu sudah terlihat berantakan dan mengalami kerusakan di beberapa bagian. Tak dinyanah Jika proyek yang kerjakan CV. Tosita itu jauh dari kualitas dan di duga terkesan dikerja “amburadul” demi meraup untung besar.

Menurut sumber anonim, menyebut jika pembangunan itu tidak sempurna cara kerjanya, dan sekarang terbukti ada dua ruangan yang tidak bisa digunakan karena alami kerusakan. Itu menandakan ada kesalahan tehnik, bahkan menurutnya mengantongi sejumlah kesalahan yang dilakukan kontraktor pelaksana.

“Itu ada kamar mandi yang buntu di salah satu ruangan, belum lagi ada dua ruangan yang pintunya sudah rusak. Karet kacanya sudah terburai dan bingkai pintu dan jendelanya juga sudah menganga karena sekrup sudah copot. Plafon juga sudah ada yang rontok di khawatirkan bisa menimpa pasien yang sedang jalani rawat inap di sana.” Beber sumber.

Selain itu lanjut sumber mengungkapkan, CV. Tosita selaku pelaksana kegiatan proyek di RSUD Kabelota di tengarai memakai barang murahan dan berkualitas rendah. Seperti keramik sudah ada yang pecah, kran air bocor dan peralatan listrik di setiap ruangan sudah ada yang rusak dan tidak berfungsi secara baiķ. Ini bisa memicu arus pendek atau korsleting dan sangat berbahaya.

Ketika di konfirmasi melalui telepon selulernya, Ardi selaku kontraktor pelaksana CV. Tosita mengatakan, proyek rehabilitasi gedung perawatan Bumisari kelas III di RSUD Kabelota, Donggala yang dikerjakannya itu sudah bukan tanggung jawabnya lagi. Karena sudah di serahkan sepenuhnya kepada pihak rumah sakit atau sudah di nyatakan rampung dan sudah lewat masa pemeliharaan selama 6 bulan.

“Saya sudah perbaiki semua kerusakan di masa pemeliharaan selama 6 bulan lalu itu, dan pihak pengelola proyek di RSUD Kabelota juga sudah menerima hasil PHO nya dan mereka sudah tanda tangan semuanya. Jadi pekerjaan saya sudah dinyatakan rampung seratus persen dan bukan tanggung jawab saya lagi bilamana ada kerusakan.” Tegas Ardi dari balik telepon genggamnya.

Secara terpisah Romi, PPTK kegiatan proyek pada lingkup RSUD Kabelota, Donggala saat di hubungi melalui ponselnya mengakui, pelaksanaan proyek itu sudah berjalan sesuai bestek. Dan adapun kerusakan seperti WC buntu, pintu dan jendela yang rusak serta plafon yang rontok sudah di sampaikan kepada rekanan pelaksana.

“Saya sudah hubungi Ardi, untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan dalam gedung Bumisari yang dia kerja itu. Dan kalo begitu, silahkan konfirmasi direktur saya nanti sebagai penanggung jawab. Karena menyangkut hal-hal tehnis direktur yang lebih paham, sebab saya bukan orang tekhnik tapi saya sarjana kesehatan, adakan pengawas.” Terangnya.

Romi beralasan, meskipun dirinya di tunjuk sebagai pejabat pelaksana tehnis kegiatan (PPTK) pada pelaksanaan kegiatan proyek yang berbanderol Rp.2,4 Miliar yang bersumber dari APBD Donggala tahun 2019 tersebut, akan tetapi tidak memahami soal tehnis pelaksanaan proyek di lapangan. Namun, dirinya hanya mengandalkan hasil laporan dari pengawasnya sebagai orang tehnis.

“Iya…berdasarkan laporan pengawas di lapangan, mereka kan pengawas sudah setujui dengan apa yang di kerjakan pihak kontraktor pelaksana. Kalo sudah di setujui saya tinggal ikut saja, karena pengawas yang lebih tahu urusan tehnisnya. Kalo pengawas tanda tangan, ya…kita ikut saja setujui.” Pungkasnya beralasan.

Wies.

Tinggalkan Balasan

Related Articles

Close