BERITA UTAMALINTAS SULTENG

Perkawinan Anak di Sulteng Jadi Masalah Serius Selain Covid-19

BIDIKSULTENG.COM, PALU- Angka perkawinan anak yang cukup tinggi di Sulteng jadi salah satu PR serius pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan Gubernur Drs. H. Longki Djanggola, M.Si dan wakilnya Dr. H. Rusli Dg. Palabbi, SH, MH, selain upaya mengatasi pandemi Covid-19 yang masih merebak.

Olehnya terobosan BKKBN Perwakilan Provinsi Sulteng lewat program integrasi Patujua diharap gubernur dapat menemui sasaran dalam mempercepat penurunan kasus-kasus perkawinan di bawah umur.

Ditambah lagi dengan adanya wadah Perkumpulan Kepala Dinas Pengelola Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan KB (Perkadis Bangga Kencana) se Sulteng juga diharapkan dapat membantu sosialisasi Patujua di kabupaten/kota.

“Saya harap sasaran itu betul-betul bisa dicapai dan teman-teman Perkadis inilah ujung tombak di lapangan,” ujar gubernur pada acara Pengukuhan Perkadis Bangga Kencana dan Launching Program Integrasi Patujua, Kamis (19/11), di gedung Pogombo.

Berdasarkan SK pengukuhan, susunan Perkadis terdiri dari ketua yang dijabat oleh Kadis Pengendalian Penduduk dan KB (P2KB) Kabupaten Poso, wakil ketua diisi oleh Kadis P2KB Bangkep, Sekretaris Kadis P2KB Parigi Moutong, bendahara Kadis P2KB Sigi dan bidang-bidang lainnya yang diisi para kadis P2KB kabupaten/kota se Sulteng.

Lebih lanjut diutarakan gubernur bahwa sebenarnya upaya-upaya memutus mata rantai perkawinan anak sudah dilakukan berbagai instansi pemerintah dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat, akan tetapi belum efektif karena semuanya masih berjalan sendiri-sendiri.

Karena itu Ia kembali menekankan pentingnya kolaborasi antar instansi, LSM, tokoh agama, tokoh masyarakat, orangtua dan generasi muda dalam mengentaskan permasalahan yang ada.

“Agar tujuan kita untuk menurunkan angka perkawinan anak ini bisa cepat terealisasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Ia berharap atas lahirnya Patujua dan Perkadis Bangga Kencana.

Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Dra. Maria Ernawati, MM mengungkapkan bahwa BKKBN dan OPD teknis sama-sama berinisiatif bagaimana mempercepat penurunan angka perkawinan anak di Sulteng yang telah menembus angka di atas 50 % dan lalu tercetuslah Patujua sebagai solusinya.

“Lewat suatu program integrasi dengan menggunakan kearifan lokal yaitu Patujua yang artinya untuk tujuan bersama,” tutur Kepala Perwakilan menceritakan inisiasi Patujua.

Nantinya program Patujua akan dipayungi dengan Peraturan Gubernur yang akan segera disahkan.

Pada kesempatan itu, Ia juga mengucapkan selamat atas pengukuhan Perkadis Bangga Kencana dengan harapan bisa dijadikan wadah komunikasi antar kadis P2KB dan BKKBN untuk meningkatkan pengetahuan pengelolaan Bangga Kencana di Sulteng.*

Tinggalkan Balasan

Related Articles

Close