BERITA UTAMALINTAS SULTENGSigi

Ketua Komisi III DPRD Kab.Sigi, Angkat Bicara Tentang Pasca Banjir Melanda RSUD Tora Belo

BIDIKSULTENG.COM, SIGI – Pasca banjir yang menerjang Rumah Sakit Umum (RSU) Tora Belo Kabupaten Sigi Kamis (9/7/2020) sejak sore sekira pukul 17.00 Wita, akibat hujan deras yang melanda Sigi selama berjam-jam membuat salah satu anggota DPRD asal Partai Demokrat Ayub Willem Dawaria angkat bicara.

“Untuk mengantisipasi musim hujan agar tidak masuk diarea Rumah Sakit, langkahnya adalah bronjong yang berada dibawah selokan ditambah ketinggianya agar dapat menahan volume air banjir, guna menjaga keamananya, kemudian alternatif lain dibuatkan talud (bangunan dinding untuk menjaga kestabilan tanah),

Diungkapkanya, guna membangun bronjong dan talud diarea fasilitas RSU Tora Belo, bisa merogoh kocek atau menelan biaya yang cukup mahal. Tetapi alternatif bronjong bisa juga dibangun untuk mengantisipasi volume air hujan, sebab jumlahnya tidak seperti debit air sungai.

“ Debit air hujan di wilayah Sigi tidak seperti sungai, ini hanya hasil tadahan tertampung mengakibatkan banjir dengan intensitas rendah, jadi antisipasinya kita buatkan bangunan menahan volume banjir (bronjong dan talud-red),” ujarnya lagi.

Dikonfirmasi wartawan 24jam.co soal kesaksian para pasien RSU, bahwa peristiwa alam itu sudah kali keduanya terjadi, dalam kurun waktut 7 tahun lalu, yang mengakibatkan pagar rumah sakit jebol dihantam derasnya air. Hal itu dibenarkan juga legislator pentolan Demokrat itu.

Olehnya itu dengan adanya pembangunan fasilitas jembatan, bronjong dan talud oleh pemerintah daerah beberapa waktu lalu dalam hal ini lewat dinas terkait guna mengantisipasi peristiwa 7 tahun silam tersebut tidak terulang kembali.

“Jadi langkah antisipasinya, yah dengan perbaikan jalur air, pembangunan fasilitas penahan banjir/air (bronjong dan talud) dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Kita ketahui bersama dibawah jembatan ini ada bronjong, karena sudah dangkal debit air naik, mengakibatkan banjir,” beber dia.

Ditegaskanya bahwa, dengan adanya langkah antisipasi perbaikan fasilitas bangunan penahanan banjir merupakan bentuk kepedulian perhatian wakil rakyat (DPRD Sigi) dan Pemda guna mengantisipasi bencana, dalam hal ini banjir serta curah hujan yang besar.

Sementara itu Direktur RSUD Tora Belo, dr. Graf Richad F Beba, dikonfirmasi terkait ditelantarkanya dan pembiaran sebanyak 13 orang pasien rumah sakit dibantah olehnya. Dirinya mengungkapkan bahwa tidak ada pembiaran pasien ataupun pemulangan paksa itu dibantah pihaknya.

Diungkapkanya pada saat kejadian, sejumlah pasien meminta pulang, bukan pembiaran, itupun tidak dalam situasi dipaksakan. Itu atas kesadaran sendiri dan dalam keadaan ketakutan, jadi ada sebanyak 13 orang pasien pulang ditambah 3 pasien lainnya pihaknya merujuk ke rumah sakit lain.

“Akibatnya dari peristiwa itu sebagian pasien dan perawat panik keluar dan lari menyelamatkan diri,” kata Graf Richad kpaada awak media 24jam.co saat dikonfirmasi langsung di lokasi kejadian Kamis ( 9/7/2020) malam.
Selain itu dia menegaskan tindakan yang kita lakukan pertama kali yakni mengevakuasi pasien sebab debit air yang masuk kerumah sakit cukup deras.

“Karena dibelakang rumah sakit ini ada tanggul akibat kurang dikeruk serta ditambah dengan cuacah yang saat ini ekstrim, mengakibatkan debit air jauh lebih besar daripada daya tampung tanggul yang ada dibelakang, jadi pada akhirnya meluap, ” ujarnya

Diakhir wawancara, diungkapkanya bahwa dulu pada tahun 2013 juga pernah hal ini terjadi, tapi pada waktu itu belum ada kanal, namun untuk saat ini menurutnya bahwa akibat besarnya curah hujan.

(Tim Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Related Articles

Close