BERITA UTAMALINTAS SULTENG

Antisipasi Inflasi Jelang HBKN, Pemprov. Sulteng Gelar HLM-TPID

BIDIKSULTENG.COM, PALU- Pemerintah Sulawesi Tengah, melalui Wakil Gubernur Sulteng, Dr. H. Rusli Dg. Palabbi SH, MH secara resmi membuka High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
Provinsi Sulawesi Tengah, bertempat di Ruang Pertemuan Swiss Ball Hotel, Selasa 15 Desember 2020.

Dalam sambutan Gubernur, Wagub Sulteng menjelaskan HLM-TPID dalam antisipasi inflasi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) sekaligus evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan TPID-Sulteng untuk tahun 2020 dengan mengangkat tema’’Antisipasi Potensi Inflasi Menjelang Hari Natal Tahun Baru dan Fenomena Lanina di Sulawesi Tengah’’.

Hal tersebut menurut Wakil Gubernur perlu menjadi perhatian terutama di tengah bencana non alam, covid – 19 yang dampaknya sangat terasa terhadap pertumbuhan ekonomi, pemutusan hubungan kerja, menurunnya daya beli masyarakat, disisi lain naiknya harga tiket pesawat garuda dan lion air, adanya penjualan LPG 3 kg diatas Het yang sudah ditetapkan pemerintah, karena itu fungsi pengawasan terhadap jalur distribusi Lpg 3kg perlu dimaksimalkan sehingga sesuai dengan peruntukannya kepada masyarakat miskin. “Sehubungan dengan hal tersebut, jika ada agen atau pangkalan yang nakal ditemukan dilapangan agar ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku,” Tegas Wakil Gubernur.

Lebih lanjut dikatakannya, pada Rapat Koordinasi Nasional Pengandalian Inflasi Tahun 2020 di Istana Kepresidenan Bogor Provinsi Jawa Barat tanggal 22 Oktober 2020, Presiden Republik Indonesia menyampaikan pokok pokok arahan sebagai berikut :

1. Para Gubernur memperkuat upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat dengan mempercepat realisasi anggaran pemerintah pendapatan dan belanja daerah (APBD) terutama bantuan sosial dan belanja modal guna mendukung pemulihan ekonomi terutama di sektor UMKM.
2. Para Menteri, Kepala Lembaga dan para Gubernur agar mengutamakan penyerapan produk produk dalam negeri, baik produk pertanian maupun produk UMKM.
3. Dalam rangka memastikan ketersediaan pangan di daerah para Gubernur agar segera memperkuat data informasi pangan guna merumuskan kebijakan yang tepat.

“Memperhatikan arahan Presiden tersebut, saya harapkan kepada tiap OPD yang terkait dalam tim pengendalian inflasi agar memperhatikan dan menindaklanjuti arahan Presiden dimaksud sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing masing,” jelas Wakil Gubernur.

Lebih lanjut dikatakannya, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 diperkirakan masih akan relatif lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebagai dampak covid-19 sudah mulai terlihat dari realisasi triwulan I 2020 yang melambat cukup jauh dibandingkan angka perkiraan awal sebelum covid-19. dari sisi kontribusi komponen PDRB, konsumsi rumah tangga dan investasi merupakan komponen yang paling terdampak dan diperkirakan akan mulai pulih pada triwulan III 2020.

Sulteng Urutan Ketiga Pertumbuhan Ekonomi

Orang nomor dua di Sulawesi Tengah itu menyampaikan, sebagai masyarakat Sulawesi Tengah patut berbangga dan bersyukur atas kerjasama semua pihak, sehingga dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 1 September 2020 dimana Presiden menyampaikan bahwa Sulawesi Tengah berada pada urutan ke 3 tertinggi pertumbuhan ekonominya, hal tersebut disebabkan karena adanya smelter di Morowali dan Morowali Utara yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. Namun demikian pemerintah tetap berupaya untuk memulihkan perekonomian pasca bencana 28 September 2018 yang sudah meluluh lantahkan Kota Palu dan juga kabupaten disekitarnya, menyusul bencana non alam yaitu merebaknya wabah pandemi covid-19.

Selaku ketua TPID Provinsi Sulawesi Tengah Wakil Gubernur berharap kepada masing masing OPD sebagai anggota TPID agar berkontribusi dalam rangka pengendalian inflasi dengan memahami tugas fungsinya, karena kalau semua dikolaborasikan dalam bentuk kerja sama yang baik, maka inflasi bisa terjaga dengan memperhatikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi evektif.

Selain faktor diatas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ;
1. meningkatkan produktifitas terutama pasca panen dan meningkatkan Cadangan Pangan Pemerintah (CBP),
2. menurunkan rata rata inflasi dan volatilitasnya pada komoditas pangan strategis,
3. menurunkan disparitas harga antar daerah dengan rata rata harga nasional,
4. meningkatkan kualitas pangan dan komoditas strategis lainnya.

“Menjelang natal dan tahun baru diharapkan TPID Sulteng agar tetap melakukan pemantauan terhadap ketersediaan stok kebutuhan pokok masyarakat, kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga. Demikian pula kepada pertamina agar kebutuhan bahan bakar dan LPG 3kg untuk masyarakat dapat terpenuhi selama perayaan natal dan tahun baru, pertemuan ini sekaligus merupakan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan tim pengendalian inflasi 2020, disadari bahwa banyak kegiatan TPID yang tidak bisa kita laksanakan secara maksimal sebagai dampak dari covid-19, namun inflasi masih bisa dikendalikan dengan berbagai upaya sehingga bisa ditekan. Sampai pada bulan November 2020 inflasi kita berada pada angka 2,20 % (yoy), ini perlu dijaga dengan penguatan program pengendalian inflasi itu sendiri,” Tutup Wagub Gubernur mengakhiri sambutan Gubernur.

Sebelumnya, Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Dr. Rudianto, SE, MM selaku panitia pelaksana dalam laporannya mengatakan kegiatan HLM TPID dilaksanakan selama sehari, tepatnya pada hari Selasa 15 Desember 2020 bertempat di Hotel Swiss Ball Hotel dengan mengangkat tema ‘Antisipasi potensi inflasi menjelang Hari Natal, Tahun Baru dan fenomena lanina di Sulawesi Tengah’

Adapun maksud dilaksanakannya kegiatan yang diikuti 50 orang itu untuk menyamakan persepsi, evaluasi dengan tujuan sinkronisasi antara OPD terkait inflasi daerah, pengambilan langkah ekonomi ditengah pandemic covid-19, sharing informasi dan sebagainya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI, L. Abd Majid Ikram, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan dimaksudkan sebagai upaya pengendalian inflasi. Lebih lanjut dikatakannya, pada tahun 2021 akan terjadi tantangan inflasi yang lebih berat, pasca dilakukannya vaksinasi covid-19 yang akan menimbulkan pemulihan ekonomi dan meningkatkan kunjungan baik ditempat wisata maupun pusat perbelanjaan.

Dirinya berharap TPID dapat bekerja maksimal guna memenuhi keterjangkauan harga, kecukupan pasokan, kelancaran pasokan dan kecukupan produksi sebagaimana pesan dari Presiden Ir. Jokowidodo.

“Saya berharap semua anggota tim pengendalian inflasi untuk terus meningkatkan koordinasi dan bekerjasama antar anggota tim serta terus mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan terkait dengan pengendalian laju pertumbuhan inflasi,” pungkasnya.*

Tinggalkan Balasan

Related Articles

Close