BERITA UTAMALINTAS SULTENG

Sulteng Dapat Mencontohi Jepang Dalam Menghadapi Bencana Alam

BIDIKSULTENG.COM- Mitigasi bencana sebagian besar dipahami masyarakat masih berkutat tentang bagaimana membuat bangunan yang tahan gempa, bagaimana menghindari tempat yang rawan kemana arah jalur evakuasi yang aman dan peralatan apa saja yang harus siap jika terjadi bencana

Namun sayangnya, kita belum memperhatikan aspek mitigasi bencana berbasis psikologis yang perlu diperlihatkan. Kita tahu Jepang merupakan negara yang sangat rawan bencana geologi sehingga kita patut mencontoh negara Jepang dalam menghadapi bencana alam, mereka tidak hanya merancang sarana dan prasarana yang tahan gempa akan tetapi juga membangun ketangguhan mental keluarganya bahkan sejak usia dini sampai usia produktif penduduk Jepang secara terus-menerus selalu diedukasi dan dipersiapkan untuk siap menghadapi segala bentuk bencana supaya jumlah korban dan dampak kerusakan dapat ditekan sekecil mungkin.

Demikian disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah melalui Asisten Administrasi, Ekonomi dan Pembangunan, Dr Bunga Elim Somba MSC pada acara pembukaan webinar laporan kegiatan penguatan kapasitas sistem manajemen dan sumber daya manusia kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah 2019- 2020 bertempat di ruang kerja Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Selasa, 30 Juni 2020

Menurut Gubernur, walaupun perasaan cemas, panik dan takut adalah naluriah manusia biasa, akan tetapi karena kita hidup di Indonesia yang masuk dalam kawasan The Ring of Fire khususnya Sulawesi Tengah yang dilalui sesar Palu koro dan sesar lainnya sehingga membuat bencana dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa bisa diprediksi lebih dahulu.

Lebih lanjut gubernur menyatakan kita perlu mempersiapkan mental dan jiwa raga agar kuat serta siap menghadapi bencana apapun dengan meminimalkan segala resiko termasuk yang saat ini adalah covit-19 yang telah ditetapkan sebagai pandemi dan bencana non alam

“Kegiatan ini saya pandang penting untuk kita ikuti karena bermanfaat sebagai bekal keilmuan masyarakat dan stakeholder terkait menyangkut manajemen kegawatdaruratan medis dan penguatan SDM kesehatan pada situasi bencana terutama bagi tenaga kesehatan baik itu di Puskesmas maupun di rumah sakit,” ujar gubernur

Hal tersebut lanjutnya sejalan dengan fungsi puskesmas dan rumah sakit sebagai tempat rujukan bagi korban bencana sehingga harus mampu dioptimalkan sebagai tempat yang aman dan layak untuk merawat korban atau pasien dengan protokol kesehatan yang tepat sesuai jenis dan situasi bencana serta dampak yang dialami korban atau pasien bersangkutan

“Saya harap Seminar ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai sarana belajar dan berdiskusi serta menggali lahirnya gagasan dan rekomendasi yang dapat diintegrasikan dalam program kebijakan penguatan sistem manajemen SDM kesehatan daerah yang berbasis mitigasi bencana, saya optimis kita tidak akan menyepelekan lagi hal-hal seputar mitigasi tapi justru membuat kita semakin peka, semakin menyadari dan semakin semangat mempelajari hal-hal seputar mitigasi dan menjadikannya sebagai pedoman sekaligus prioritas dalam membangun Sulawesi Tengah yang maju, mandiri dan berdaya saing, jelas Asisten Bunga Elim Somba dalam sambutan gubernur.

Web seminar laporan kegiatan penguatan kapasitas sistem manajemen dan SDM kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah 2019-2020 dilakukan secara virtual menggunakan aplikasi zoom meeting kerjasama fakultas kedokteran kesehatan masyarakat dan keperawatan, pusat kebijakan dan manajemen kesehatan Universitas Gadjah Mada.***

Tinggalkan Balasan

Related Articles

Close