Berani Pelita Hati Dicanangkan di Donggala, Anwar–Reny Serukan Gerakan Bersama Cegah Stunting Dari Desa

Bidiksulteng.com,Donggala – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah resmi mencanangkan Program Inovasi Bersama Anwar–Reny Peduli Kesehatan Ibu dan Anak untuk Cegah Stunting (Berani Pelita Hati) di Posyandu Desa Nupabomba, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sabtu (20/12/2025).

Pencanangan program ini dipimpin langsung oleh Gubernur Sulawesi Tengah Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, didampingi Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, sekaligus Ketua Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Provinsi Sulawesi Tengah.

Dalam sambutannya, Gubernur Anwar Hafid menegaskan bahwa stunting bukan aib dan bukan kesalahan ibu, melainkan persoalan bersama yang harus ditangani secara gotong royong oleh seluruh elemen pemerintah dan masyarakat.
“Pemasangan stiker bukan untuk memberi label, tetapi agar penanganannya lebih intens. Ini bukan penyakit menular, ini soal masa depan anak-anak kita. Kalau ada rakyat kita yang butuh bantuan, wajib kita bantu bersama,” tegas Anwar Hafid.

Ia menekankan pentingnya pendampingan keluarga secara berkelanjutan, termasuk dukungan gizi, pemantauan kesehatan ibu dan anak, serta keterlibatan aktif OPD, PKK, pemerintah desa, hingga tenaga medis.

Gubernur Anwar Hafid juga menyampaikan komitmennya untuk kembali mengevaluasi langsung hasil program ini dalam waktu enam bulan ke depan, dengan target nyata menurunkan jumlah anak stunting di Desa Nupabomba.
“Hari ini bukan seremoni. Enam bulan ke depan saya mau datang lagi, dan saya berharap tidak ada lagi anak-anak kita yang mengalami stunting,” ujarnya di hadapan masyarakat.

Sementara itu, Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido menegaskan bahwa PKK merupakan ujung tombak utama dalam upaya percepatan penurunan stunting, karena berada paling dekat dengan keluarga dan anak-anak.

Ia memaparkan bahwa berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), angka prevalensi stunting Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan tren penurunan signifikan, bahkan berada di bawah angka nasional.
“Tantangan kita ke depan adalah memastikan data benar-benar valid. Karena itu kami memperkuat pengukuran antropometri di posyandu agar tidak ada kesalahan pengukuran yang berdampak pada data stunting,” jelas dr. Reny.

Menurutnya, Program Berani Pelita Hati merupakan langkah konkret untuk membangun generasi emas Sulawesi Tengah yang sehat, cerdas, dan produktif, melalui pendampingan keluarga, pemenuhan gizi, penguatan ASI eksklusif, serta keterlibatan lintas sektor.

Dukungan penuh juga disampaikan Wakil Bupati Donggala, Taufik M. Burhan, S.Pd., M.Si, yang menyampaikan apresiasi atas ditetapkannya Kabupaten Donggala sebagai lokus program inovasi tersebut.
“Kami berharap dengan sinergi ini, Kabupaten Donggala dapat keluar dari kategori daerah dengan angka stunting tinggi dan benar-benar menunjukkan perubahan nyata di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Kegiatan pencanangan dirangkaikan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sinergi percepatan penurunan stunting antara TP3S, TP PKK, tokoh agama, Poltekkes Palu, Forum Komunikasi Kesehatan Provinsi, Badan Musyawarah Adat, serta Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah juga menyerahkan sejumlah bantuan inovasi Berani Pelita Hati kepada Pemerintah Desa Nupabomba, melakukan peninjauan posyandu, serta penempelan stiker keluarga sasaran pencegahan stunting.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Provinsi Sulawesi Tengah Ny. Sry Nirwanti Bahasoan, kepala OPD lingkup Pemprov Sulteng, perangkat desa, kader posyandu, serta masyarakat Desa Nupabomba.

Program Berani Pelita Hati diharapkan menjadi pelita harapan bagi keluarga sasaran dan terus berdenyut sebagai gerakan bersama dalam membangun Sulawesi Tengah yang lebih sehat, berdaya, dan berkeadilan.(id)